Di tengah maraknya kabar buruk yang tersiar mengenai
kerusakan hutan alam di Indonesia yang
kian hari kian memburuk, pada hari Minggu (13/5) 5 orang mahasiswa Fakultas
Kehutanan UGM mengikuti praktikum Silvikultur Hutan Alam. Meski peserta
praktikum kali ini tidak sebanyak biasanya bahkan seharusnya dengan jumlah
tersebut praktikum ini tidak dapat dilaksanakan, akan tetapi hal tersebut tidak
mengurungkan niat 5 orang mahasiswa tersebut untuk tetap mengikuti praktikum.
Kondisi pulau Jawa yang kini sudah mulai kehilangan hutan
alamnya maka tidak mudah untuk menemukan hutan alam di Jawa. Begitu pula di
luar Jawa dimana konon masih terdapat banyak hutan alam kini secara perlahan –
lahan juga sudah mulai habis. Karena keterbatasan waktu dan juga biaya maka
Uphas, Mashlahatul, Tazkiya, Endah, dan Rizmoon dengan didampingi oleh 3 orang
coass (Eko, Enggal, dan Dipta) melaksanakan praktikum tersebut di 2 lokasi yang
dianggap sebagai model /simulasi hutan Alam yakni di Arboretum Fakultas
Kehutanan UGM dan Taman Nasional Gunung Merapi. Kedua lokasi tersebut dipilih
karena dianggap memiliki kondisi seperti hutan alam dimana memiliki biodiversitas
yang cukup beragam, stratifikasi tajuk yang berlapis, memiliki siklus hara
tertutup, terdapat kauliflori, epifit, liana, dan lain sebagainya.
Taman Nasional Gunung Merapi Pasca Erupsi |
Praktikum dimulai sekitar pukul 07.00 WIB, diawali dengan
pembuatan plot nested sampling di
Arboretum Fakultas Kehutanan. Kemudian dilakukan inventarisasi tegakan tinggal
untuk mengetahui jumlah dan persebaran permudaan alam dan untuk mengetahui luas
areal kosong yang memerlukan pengayaan atau rehabilitasi. Kegiatan yang memakan
waktu sekitar 1 jam tersebut kemudian dilanjutkan dengan perjalanan menuju Taman
Nasional Gunung Merapi. Di Taman Nasional Gunung Merapi dipilih dua lokasi
praktikum dimana masing – masing memiliki kondisi yang berbeda untuk dilakukan
inventarisasi tegakan tinggal. Lokasi pertama yang dipilih ialah lokasi yang
rusak akibat letusan Gunung Merapi pada Oktober 2010 lalu. Sedangkan lokasi
kedua ialah lokasi yang utuh dan tidak mengalami kerusakan. Di kedua lokasi
tersebut dilakukan cara yang sama seperti yang dilakukan di Arboretum yakni
pembuatan plot nested sampling.
Taman Nasional Gunung Merapi |
Meski sempat terjadi hujan tetapi praktikum tetap berjalan. Ditengah hujan kelima mahasiswa tersebut melaksanakan praktikum dengan penuh semangat. Menurut penuturan salah satu mahasiswa peserta praktikum,
dengan dilaksanakannya praktikum ini maka dapat diperoleh gambaran mengenai
bagaimana cara mengelola hutan alam seperti salah satunya ialah melakukan
inventarisasi tegakan tinggal dimana bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
permudaan alam yang diharapkan mampu untuk menggantikan pohon yang telah di
tebang di masa yang akan datang sehingga kelestarian hutan tetap terjaga. Selain
itu jika ternyata permudaan alam tidak mencukupi untuk proses regenerasi maka
dapat dilakukan tindakan pengayaan, yakni melakukan penanaman pada areal yang
memiliki permudaan alam yang kurang dengan jenis – jenis yang komersial
sehingga diharapkan mampu menjaga kelestarian hutan.
Meski realita saat ini menunjukkan bahwa sebagian hutan alam
telah rusak akan tetapi bagi kelima mahasiswa tersebut kesempatan untuk
menyelamatkan kembali hutan alam masih terbuka lebar. Oleh karena itu kini
mereka berusaha untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menjadi salah
satu anggota brigade penyelamat hutan yang berdiri pada garis terdepan dalam
upaya penyelamatan hutan. Dan dari praktikum inilah diharapkan mampu untuk
memberikan gambaran mengenai kondisi hutan alam yang sebenarnya dan bagaimana
cara mengelolanya agar kelestarian tetap terjaga sehingga kelak upaya – upaya untuk
melakukan penyelamatan hutan dapat terlaksana seperti sebagaimana mestinya dan
membuahkan hasil yang tidak sia – sia. (MU)
#skilldevelopmentproject
No comments:
Post a Comment