22 05 2014
“Eh ke pantai yuk! Lagi
galau ni.”, ucap salah satu teman.
Tanpa basa basi kami langsung mengiyakan. Sore itu
kami pun memutuskan untuk mengunjungi pantai tetangga yang ternyata jaraknya
cukup dekat dengan tempat kami tinggal sekarang di Pulau Lombok. Di pulau
Lombok ini kami yang berstatus sebagai sarjana kehutanan sedang tergabung dalam
program dari kementerian kehutanan yang disebut BASARHUT (Bakti Sarjana Kehutanan)
untuk melakukan pengabdian kami sebagai seorang rimbawan selama 2 tahun. Kami
ditempatkan di pulau Lombok bagian Timur tepatnya di Kesatuan Pengelolaan Hutan
(KPH) Rinjani Timur. Dalam kesehariannya kami tinggal di kota Selong yang
merupakan ibukota dari Kabupaten Lombok Timur tetapi wilayah kerja kami cukup
luas meliputi hutan – hutan yang ada di Lombok bagian Timur ini termasuk juga
hutan di Lombok bagian selatan.
Sore itu entah ada angin apa salah seorang teman
menyuarakan keinginannya untuk menikmati suara deburan ombak dan angin pantai. Berhubung
hari sudah sore kami memutuskan untuk pergi ke pantai terdekat dari tempat
tinggal kami. Sejujurnya selama kurang lebih 3 bulan pertama di Pulau Lombok
ini (saat ini sudah 6 bulan kami tinggal di sini) kami sudah mengunjungi
beberapa pantai yang tersebar di bagian tengah dan selatan pulau ini. Akan
tetapi justru pantai yang terdekat belum tersentuh oleh jejak langkah kami. Maka
sore itu kami memutuskan untuk melangkah menuju sebuah pantai yang ternyata
hanya berjarak sekitar 5km (?) dari tempat tinggal kami, dengan sepeda motor
hanya butuh 15 menit untuk mencapai lokasi.
Jalan ke pantai Rambang |
Disebut pantai Rambang. Salah satu keindahan yang
tersembunyi di Lombok Timur ini. Pantai ini berada sejajar dengan pantai Labuhan Haji, berpasir putih tercampur sedikit
hitam. Pantai yang terbilang cukup tenang, sederhana, dan indah. Hanya satu
yang kami sayangkan, ada banyak sampah yang terkumpul di sekitar ‘danau’ (?)
kecil di tepi pantai.
Pantai Rambang |
Pantai Rambang dan 'danau' kecilnya |
senja di pantai Rambang (ini 'danau' kecilnya itu) |
Tanpa komando kami langsung mengambil posisi untuk
berfoto narsis. Tapi seperti biasa barang siapa yang memegang kamera dia harus
siap untuk tidak terlalu narsis. Beberapa saat kemudian matahari perlahan
meredup, menurun, dan senja pun tiba. Di tengah pantai yang terbilang cukup
sepi karena hanya ada kami, menikmati angin pantai dan suara deburan ombak di
kala senja sambil sedikit bercengkrama, menyenangkan! Salah satu momen yang
sangat langka ketika kami masih tinggal di rumah. Terlebih lagi aku yang
notabene anak gunung, bertemu pantai merupakan salah satu momen langka yang
belum tentu dalam satu tahun bisa mengunjungi satu pantai (pada saat dulu itu).
Bersama senja kala itu
...
model : kak Jijong | tukang foto : uma |
Masbagik 25092014
@Rinjani Timur Forest
Managemet Unit Office
11.25 WITA Disela – sela review dan revisi RPHJP -_- menghilangkan bosan sejenak
Jadi pengeen um
ReplyDeleteMain - main bos kkkk itu masih belum seberapa dibanding pantai - pantai lainnya hahaha
ReplyDelete